pilihan

Selasa, 30 November 2010

Koefesien Gesek


KOEFESIEN GESEKAN
Gaya gesek adalah gaya yang bekerja pada benda dan arahnya selalu melawan arah gerak benda. Gaya gesek hanya akan bekerja pada benda jika ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.Sampai saat ini kita telah mengabaikan gesekan, tetapi hal ini harus diperhitungkan pada situasi-situasi praktis.gesekan ada diantara dua permukaan benda padat karena permukaan yang paling licinpun sebenarnya sangat kasar dalam skala mokriskopis. Kita akan memperhitungkan gesekan, yakni gesekan kinetis dan gesekan statis.
1.      Gesekan statik
Gesekan statis mengacu kepada gaya yang sejajar dengan kedua permukaan, dan bisa ada walaupun permukaan-permukaan tersebut tidak meluncur satu sama lain. Misalkan sebuah benda  berada dalam keadaan diam  di lantai horisontal. Jika tida ada gaya horisontal yang diberikan kepada benda tersebut, tidak ada pula gaya gesekan. Anada memberikan gaya horisontal, tetapi benda tidak bergerak, sehingga pasti ada benda lain yang menahan benda tidak bergerak. Ini adalah gaya gesekan statik. Jika anda mendorong benda dengan gaya yang lebih besar tanpa bisa menggerakan benda, gesekan statik juga bertambah. Jika anda mendorong cukup kuat, benda pada akhirnya akan mulai bergerak, dan gesekan kinetik mengambil alih. Pada saat ini, anda telah melampaui gaya gesek statik maksimum, yang dinyatakan dengan Fmax = µsFN  dimana µs  adalah koefesien gesekan statik.
2.      Gesekan kinetik
Kinetik berasal dari bahasa yunani yang berarti “bergerak”. Ketika sebuah benda bergerak sepanjang permukaan yang kasar, gaya gesekan kinetik bekerja dengan berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Besar gaya gesekan kinetik bergantung pada jenis kedua permukaan yang bersentuhan.µk disebut koefesien gesekan kinetik, dan nilainnya bergantung pada kedua jenis permukaan.secara kasar µk  tidak bergantung pada laju benda. Kooefesien gesekan kinetik dapat dinyatakan dengan :
µk=Fk/N
Sedangkan  Koefesien antar bidang dan benda  sebagai :
µs = tan θc

Hukum archimedes

Setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam fisika, ukuran kepadatan benda homogen disebut massa jenis r, yaitu massa m per satuan volume V, secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut,
Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya.
Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan :
Fa = .Vf.g
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
Vf = volume benda yang tercelup (m3)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (N/kg)
Atau secara matematis hukum Archimedes dapat juga ditulis sebagai berikut,
FA = WW’

Yang mana FA adalah gaya ke atas, W adalah berat fluida di udara dan WI  adalah berat benda didalam fluida. Dengan membandingkan besar gaya ke atas dan gaya berat di udara diperoleh massa jenis benda sebesar